GIRLFRIEND Chapter 2
Hari ini
merupakan salah satu hari yang cukup menyibukkan bagi Yesung. Pemuda yang kini
telah menjabat sebagai Ketua Osis itu harus menyusun berbagai rencana kegiatan
ekstrakulikuler, belum lagi mempersiapkan agenda untuk festival musim panas
nanti, ditambah dengan jadwal olimpiade matematika yang harus dia ikuti. Semuanya
benar-benar telah menyita waktu beristirahatnya.
Setidaknya
Yesung masih beruntung karena memiliki kecerdasan di atas rata-rata, sehingga
dia tidak perlu mengikuti pelajaran yang memang ia sudah kuasai seluruhnya. Dan
jangan heran jika menemukan seorang Kim Jong Woon tertidur di kelas. Dia memang
butuh istirahat, dan satu-satunya saat yang bisa ia manfaatkan hanyalah di saat
pelajaran berlangsung.
Biasanya saat
jam istirahat dimulai, dia akan kembali menyibukkan diri dengan
kegiatan-kegiatan dibalik meja OSIS-nya. Tetapi untuk kali ini saja ia terlihat
duduk santai di salah satu bangku taman. Kalau bukan karena Kyuhyun yang terus
memaksanya untuk beristirahat mungkin Yesung tidak akan ada di sini.
Dipejamkan
kedua matanya itu yang benar-benar terlihat lelah itu.
‘’Hei
Sooyoung kita membaca buku di sini saja ya?’’
Baru sekejap
Yesung memejamkan matanya tiba-tiba saja terdengar sebuah suara yang sepertinya
ia kenal itu. Benar saja tepat di salah satu bangku panjang di bawah pohon
beringin terlihat sesosok gadis berambut raven sedikit bergelombang tengah
duduk untuk membaca sebuah buku bersama temannya. Dia adalah Yoona gadis yang
sudah dia amati sejak awal tahun ajaran baru.
‘’Sooyoung,
tadi kau disuruh pergi ke ruangan Park Ha seongsangnim’’
‘’Ada perlu
apa?’’
‘’Entahlah’’
Yesung bisa
melihat ada seorang anak lain yang mendatangi Yoona dan temannya. Lalu gadis
berambut pirang itu pergi meninggalkan Yoona sendirian. kesempatan emas ini pun
dimanfaatkan oleh Yesung untuk mendekati gadis itu.
Plukk …
Dilemparkannya
ranting kecil ke arah rambut Yoona.
‘’Hei kau
yang di atas cepat turun!’’
Yesung
bergeming.
‘’KAU DENGAR
TIDAK SIH !’’
Yesung
tertawa kecil karena melihat tingkah lucu gadis itu yang mengomel sendiri
dengan sebatang pohon yang tak berdosa, padahal orang yang melemparkan ranting
ke arahnya tadi adalah pemuda yang saat ini tengah duduk tepat di samping
bangku panjangnya.
‘’Hahaha kau
itu mengomel pada siapa,sih?’’ Ujar Yesung
‘’Oh jadi kau
orang yang mengerjaiku!’’
‘’Kalau iya
kenapa?’’
‘’Kau
ini,Dasar menyebalkan!’’ Ketus Yoona sambil melemparkan sebuah ranting kecil kearah
Yesung, berniat ingin membalaskan dendamnya.
Yesung pun
berdiri untuk menghindar kemudian berlari kencang menuju kelasnya.
Yoona pun
akhirnya memutuskan untuk melapor kejadian yang tidak menyenangkan ini pada
Sooyoung sahabatnya itu.
‘’Sooyoung…masa
tadi Yesung oppa menjahiliku di taman, dia…dia melemparkan ranting kecil kearah
rambutku…padahal aku sama sekali tidak mengganggunya’’
‘’Hm mungkin
dia menyukaimu’’
‘’Kau ini
jangan bercanda dong’’
‘’Siapa
bilang aku bercanda’’
‘’Oh ya
Sooyoung hari ini hari terakhir kita sekolah, kan? Besokkan sudah mulai liburan
musim panas.’’ Tanya Yoona yang kembali bersemangat.
‘’Ne.’’
Ketika jam pelajaran berlangsung tanpa kehadiran
seorang guru di kelas Yesung…
Yesung duduk
di kursi paling belakang, mendengus di balik buku Matematika yang menutupi
wajahnya. Dia memang tidak begitu suka dengan teman-teman sekelasnya yang
ribut.
‘’Kau tidak
ingin melakukan sesuatu hari ini, hyung? Tanya kyuhyun kepadanya.
Pemuda itu
menjauhkan buku matematika yang sedari tadi menutupi wajahnya, ia menoleh
kearah Kyuhyun yang tadi menegurnya.
‘’Hn’’
‘’Oh ya aku
tahu kau itu sebenarnya menyukai Yoona,kan?
‘’Apa
maksudmu?’’
‘’Hari ini
hari terakhir sekolah sebelum liburan musim panas, loh kalau kau tidak
cepat-cepat nanti kau bisa terlambat’’
Yesung
terdiam. Melakukan sesuatu? Kyuhyun benar, dia tidak mungkin berdiam diri. Tapi
bagaimana kalau gadis itu tidak menyukainya? Bukankah Yesung terlalu sering membuat
gadis itu marah?
Di hari
terakhir sekolah itu lagi-lagi Yoona mendapatkan sedikit masalah yang
membuatnya harus pulang terlambat, sementara Sooyoung sahabatnya itu lagi-lagi
tidak berniat untuk pulang bersamanya.
Ketika hendak
melangkahkan kaki menuju gerbang kompleks tiba-tiba saja langkahnya terhenti
saat dilihatnya Yesung yang tengah berdiri di depan pintu gerbang. Meski dia
tidak tahu apa tujuan pemuda itu sebenarnya, tapi melihatnya saja entah mengapa
sangggup membuat Yoona gugup bukan main. Dalam beberapa menit itu dia hanya
bisa terdiam, memikirkan apa yang sebaiknya ia lakukan. Melangkah begitu saja,
berpura-pura tidak melihat Yesung di sana, atau memutar lewat gerbang belakang
dan menjauhinya.
Tetapi
setelah dipikir-pikir lagi olehnya ia tidak memiliki cukup alasan untuk
menjauhi Yesung, ia pun akhirnya memutuskan untuk tetap berjalan menuju pintu
gerbang keluar, toh Yesung belum tentu akan peduli dengannya.
‘’Hei kau
gidalyeo!’’
DEG
Yoona
berhenti melangkah saat pemuda itu memanggilnya. Dan entah mengapa jantungnya
kini berdentak kencang saat Yesung berjalan ke arahnya.
‘’apa?’’
Tanya Yoona dengan ekspresi sebal.
‘’Kau akan
menghabiskan liburan dimana?’’
Yoona
mengernyit.
‘’Kau kenapa
sih oppa? Apa kau sedang sakit?’’ Tanya Yoona sambil mencoba mendekatkan
tangannya pada dahi Yesung.
‘’Saat
festival musim panas di sekolah nanti kau harus melihat kembang api bersamaku’’
Ucap Yesung datar yang kemudian langsung menepuk kepala Yoona dan
meninggalkannya. Namun baru selangkah ia bergerak maju meninggalkan Yoona, ia
kembali menoleh kearah gadis itu.
‘’Aku akan
menjemputmu nanti’’
Yoona
terdiam. Apa-apaan sih dia? pikirnya dalam hati.
‘’Memangnya
kau tahu dimana rumahku?’’ Ujar Yoona dari kejauhan.
‘’Tentu saja.
Aku mendapatkannya dari Jongjin’’
‘Akhirnya
gadis itu menghela napas. Merayakan festival musim panas bersamanya?Tidak ada
salahnya sih.
PLUK’
Yoona baru
saja hendak melangkah saat sebuah kertas mendarat di dahinya. Dia mengambil
kertas itu lalu membaca tulisan yang ada di dalamnya. Isinya …
‘’Aku
menyukaimu, jadilah pacarku. Aku tidak menerima penolakan. Aku tunggu kau di
Festival nanti’’ Seketika meronalah kedua pipi Yoona ketika membaca surat itu.
END
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking