Totale bladsykyke

Maandag 15 April 2013

One Spring Day Chapter 1


Rated : T Drama/Romance  JinWoon & Park Hye Ri
JinWoon adalah seorang mahasiswa di salah satu Universitas Kedokteran ternama di Korea Selatan. Sejak ayahnya meninggal dunia karena leukemia 2 tahun lalu, ia memutuskan untuk mengubah seluruh jalan hidup dan cita-citanya, menjadi seorang dokter spesialis kanker, itulah cita-cita yang saat ini ia inginkan. Keputusannya ini semata-mata ia ambil karena ia benar-benar tidak ingin kehilangan orang yang ia sayangi untuk yang kedua kalinya. Perlahan namun pasti sikapnya yang semula ceria, senang bergaul berubah total seiring berjalannya waktu, kini ia lebih sering menutup diri dan menyembunyikan segala perasaan sedih, kecewa, marah dan perasaan gembira yang ia rasakan, termasuk dari para sahabatnya sendiri yaitu Seulong, changmin, dan JoKwon.
Pagi ini matahari bersinar dengan teriknya, menembus celah-celah kecil dedaunan. Terlihat sesosok lelaki tengah duduk serius di bawah pohon beringin besar di taman sekolah sambil membaca sebuah buku ensklopedia tentang anatomi tubuh manusia, ia membaca dengan seksama setiap kata demi kata yang ada di dalam buku itu tetapi tiba-tiba saja seorang gadis berambut raven sedikit bergelombang menghampirinya …
‘’Hai boleh aku duduk di sampingmu?’’ Tanya gadis itu kepada JinWoon.
Mendengar perkataan gadis itu JinWoon pun langsung mendongakkan kepalanya, menatap gadis yang sedang tersenyum kearahnya itu selama beberapa detik, lalu kembali memfokuskan perhatiannya pada buku ensklopedia yang sedang ia baca .
‘’Oh ya perkenalkan namaku Park Hye Ri kalau kau?’’ Ujar gadis itu sambil mengulurkan tangannya, bermaksud untuk mengajak JinWoon berkenalan.
‘’Kau bertanya siapa namaku?’’
‘’Ne’’
 Namaku JinWoon’’ Jawabnya datar sambil terus memusatkan perhatiannya pada buku yang sedang ia baca tanpa mempedulikan sama sekali uluran tangan gadis yang ingin mengajaknya berkenalan itu.
‘’Wah jadi kau siswa yang mendapatkan beasiswa itu ya?Selamat ya oppa’’
JinWoon sama sekali tidak mendengarkan setiap perkataan yang terus menerus dilontarkan oleh gadis itu. Merasa dirinya diabaikan oleh JinWoon, Hye Ri pun berusaha untuk mencairkan suasana.
‘’Oh ya Oppa, Kau ingin menjadi dokter spesialis apa nantinya?’’ Ujar Hye Ri sambil menunjukkan semburat senyumnya yang manis pada JinWoon.
‘’kenapa kau bertanya seperti itu padaku?’’ Tanya JinWoon berusaha untuk terus memojokkan Hye Ri
‘’Tidak, aku hanya ingin tahu saja kok, memangnya tidak boleh?’’ Ujar Hye Ri sambil mengernyitkan dahinya.
‘’tidak’’
‘’ Oppa…’’
‘’Apa?’’
‘’Aku kan bertanya sungguh-sungguh padamu’’
‘’aku…aku ingin jadi dokter spesialis kanker, kalau kau sendiri?’’ Tanya JinWoon datar.
‘’Hmm tidak ingin menjadi apa-apa… oh ya oppa bukankah menjadi Dokter Spesialis Kanker itu hanya akan membuang waktu dan tenaga saja, oppa pasti juga tau kan sangat kecil kemungkinan seorang penderita kanker untuk dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama walau sekalipun penderita itu terus-menerus menjalankan kemotheraphy toh nantinya ia akan benar-benar meninggal dunia, seolah-olah kemotheraphy hanya berperan sebagai penunjang kehidupan para penderita kanker  agar mereka dapat bertahan hidup lebih lama bukan?’’ Ujar Hye Ri sambil membaringkan tubuhnya di atas rumput hijau di taman sekolah itu.
Perkataan yang Hye Ri lontarkan itu pun sukses membuat JinWoon terhenyak untuk sementara waktu.
‘’Ne’’
‘’Kalau tahu begitu kenapa oppa tetap berambisi keras menjadi seorang dokter spesialis kanker?’’
‘’2 tahun yang lalu ayahku meninggal dunia karena terserang kanker dan sejak saat itu aku mengubur semua impian dan harapanku untuk menjadi seorang penyanyi, semua itu aku lakukan karena aku…aku tidak ingin kehilangan orang yang aku cintai untuk yang kedua kalinya, di saat-saat terakhir ayahku aku pun sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa untuknya dan sekarang…sekarang aku ingin dapat menebus semua kesalahan-kesalahanku pada ayah karena tidak bisa menjaga dan merawatnya dengan baik pada waktu itu‘’
‘’Aku pun ingin di saat-saat terakhirku nanti aku dapat menghabiskan sedikit waktu yang tersisa bersama orang yang aku cintai, tersenyum bahagia bersamanya, membuat foto kenangan bersamanya, makan malam terakhir dengannya, melewatkan waktu musim semi bersamanya…’’Belum selesai Hye Ri menyebutkan keinginannya itu tetes demi tetes air mata pun jatuh membasahi pipinya.
‘’apa ada sesuatu yang ingin kau katakan?’’
‘’Anniya, aku…aku hanya sedang melamun saja kok oppa ^^’’ Ujar Hye Ri terbata-bata sambil menghapus air mata yang jatuh membasahi pipinya tadi dan menampilkan seutas senyum pada JinWoon, menunjukan bahwa dirinya baik-baik saja .
‘’Ya sudahlah kalau begitu, oh ya tadi apa maksud perkataanmu?’’
‘’Yang mana oppa?’’
‘’Itu waktu aku balik bertanya kau ingin menjadi dokter spesialis apa nantinya, kau malah menjawab tidak ingin menjadi apa-apa’’
‘’Oh yang itu, sebenarnya…sebenarnya aku memang sangat ingin menjadi dokter tapi sepertinya itu mutahil bagiku’’
‘’Mustahil bagaimana maksudmu?’’
‘’Ya mustahil karena aku…aku merasa aku saat ini hanya mempunyai sedikit waktu untuk bertahan hidup di dunia’’
‘’Hah? Aku tidak mengerti apa maksud perkataanmu itu’’ Tanya JinWoon heran
Bel pergantian pelajaran pun akhirnya berdentang …
‘’Oppa sudah dulu ya, kapan-kapan kita sambung lagi’’
JinWoon yang mendengar perkataan Hye Ri itu pun merasa terheran-heran dan berkata dalam hatinya...
‘’Apa-apaan gadis itu, bicara seenaknya, memang sejak kapan aku dan dia berteman’’ Ketus JinWoon
To be continued …


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking