Totale bladsykyke

Saterdag 23 Maart 2013

GIRLFRIEND - Chapter 1

GIRLFRIEND Chapter 1



Matahari bersinar sangat cerah pagi ini, membuat pagi yang biasanya sejuk terasa begitu panas. Hampir setiap orang yang kini berdiri di lapangan olahraga untuk memulai pelajaran olahraga mengeluh. Bahkan sebelum mereka sempat melakukan pemanasan, baju olahraga yang mereka kenakan telah basah oleh keringat. Benar-benar hal yang tidak menyenangkan.
‘’Panas sekali hari ini ya Sooyoung’’ Ujar salah seorang perempuan berambut panjang dengan pita di atasnya.
‘’Dangsingwa hamkke dong-ui’’ (aku setuju denganmu)
Di salah satu jendela kelas, tampak sepasang mata sedang memerhatikan apa yang terjadi di lapangan olahraga tersebut, ia sama sekali tidak mempedulikan pelajaran matematika yang sedang diberikan oleh seonsaengnim. Sosok itu terus menatap seorang gadis yang berusia 1 tahun dibawahnya. Gadis itu sedang melakukan pemanasan. Sama seperti temannya yang lain, pakaiannya telah basah kuyub oleh keringat.
Sosok itu tiba-tiba tersenyum tipis...sangat tipis bahkan tidak ada seorang pun yang menyadari kalau ia sedang tersenyum, ya itu semua terjadi pasti karena gadis yang saat ini sedang dia amati tidak bisa menangkap bola yang dilemparkan temannya itu. Gadis itu pun terlihat sangat lucu ketika sedang menekuk wajahnya. Dan tawanya saat bersenda gurau bersama teman-temanya benar-benar mampu menarik seluruh perhatian sosok tersebut.
‘’Sedang melihat apa hyung?’’
Pertanyaan itu sukses membuyarkan pikiran sosok bernama asli Kim Jong Woon tersebut. Dengan ekspresinya yang datar, ditatapnya Kyuhyun. Mereka terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya Yesung menjawab pertanyaan dongsaengnya itu.
‘’Anniya’’ Jawab Yesung, yang  tiba-tiba saja langsung mengalihkan perhatiannya pada soal-soal matematika yang ada di papan tulis.
Pemuda berambut pirang yang merasa diabaikan itu hanya menghela napas. Lalu kembali memusatkan perhatiannya pada soal-soal matematika yang baru saja diajukan oleh seonsaengnim mereka.
Bel istirahat berdentang...
Sooyoung paling tidak suka saat masa-masa tenangnya diganggu. Sama seperti saat ini, di saat dia ingin membaca novel yang baru saja dipinjamnya dari perpustakaan dan berharap bisa membacanya saat istirahat. Yoona malah menggangunya dengan merengek untuk minta ditemani melihat pertandingan basket di lapangan olahraga.
‘’Hari ini donghae oppa akan bertanding basket dengan siswa kelas XI. Aku mau lihat. Ayolah temani aku Sooyoung’’ Rengek Yoona entah untuk yang ke berapa kalinya.
Sooyoung akhirnya melayangkan novel setebal 200 halaman itu ke kepala Yoona hingga membuat gadis itu meringis kesakitan, namun sooyoung tetap saja akan menuruti kemauan Yoona dan berjalan dengan setengah hati menuju salah satu kursi di pinggir lapangan.
Di lapangan itu terlihat siswa kelas XI dan kelas XII sedang melakukan pemanasan. Pertandingan pun akhirnya dimulai. Pertandingan itu berjalan sangat membosankan bagi Sooyoung yang memang tidak mengerti tentang basket. Dia hanya sesekali melirik ke arah lapangan saat Yoona menarik-narik tangannya setiap donghae berhasil memasukan bola ke dalam ring. Perhatiannya lebih terfokus pada novel yang sengaja ia bawa. Membaca sebuah novel tentang kisah-kisah romantic itulah yang jauh lebih menarik dari pada pertandingan basket amatir seperti ini.  Dan mau tidak mau Sooyoung harus mengalihkan pandangannya kembali pada Yoona yang saat ini sedang sibuk menggerutu. Yoona terlihat menekuk wajahnya sedikit, ekspresi antara marah, kesal dan tidak suka terpampang jelas di wajah gadis itu.  Sooyoung berusaha mencari-cari siapa yang membuat Yoona menggerutu seperti tadi.
Setelah satu menit menyelidiki ia berhasil menemukan gambaran sesosok laki-laki yang terlihat sedang merebut bola dari tangan Donghae oppa dan dengan sukses melemparkannya ke dalam ring.
‘’Kau kesal dengan laki-laki itu ya?’’
Yoona sontak terkejut mendengar perkataan Sooyoung barusan.
‘’Apa?’’
‘’Kau tadi menggerutu karena dia berhasil merebut bola dari tangan Donghae oppa,kan?’’
‘’Ne’’
‘’Laki-laki itu namanya Yesung’’ Jawab Sooyoung datar lalu kembali mengalihkan pandangannya pada novel yang sempat ia hiraukan itu.
‘’Bagaimana kau tahu?’’
‘’Dia itu ketua Osis baru. Semua orang mengenalnya, kecuali kau.’’ Ujar Sooyoung lalu menjitak pelan dahi Yoona.
‘’Aduhh sakit!’’

-->
Meski Sooyoung tidak melihat wajah Yoona tapi dia yakin sahabatnya itu pasti sedang menekuk wajahnya. Dia selalu begitu saat Sooyoung menyebutnya bodoh, memukul dahinya atau lain sebagainya. Tetapi hanya dalam sekejap saja Yoona pasti akan kembali ceria seperti semula. Pertandingan basket tidak berjalan terlalu lama. Mengingat jam istirahat memang hanya sekitar dua puluh menit. Dan kemenangan pun jatuh di tangan tim kelas dua berkat Yesung  yang sangat lihai dalam bermain basket, 2 kali ia melakukan shooting dan hasilnya ia memperoleh three point sebanyak dua kali.
‘’Aku akan memberi pelajaran pada si Yesung itu! Dia benar-benar menyebalkan!’’
Sooyoung belum sempat melakukan apapun saat Yoona telah berjalan ke sisi lain lapangan. Gadis itu memang terlalu bodoh dan tidak pernah memikirkan tindakannya. Bahkan Donghae yang kalah saja tetap tersenyum senang tapi Yoona yang hanya menjadi penonton dalam pertandingan itu malah jauh lebih marah. Yoona terlihat sedang mendatangi pemuda bernama asli Kim Jong Woon itu dan menyalahkan pemuda itu karena telah mengalahkan Tim Donghae. Dia memang gadis yang benar-benar konyol.
‘’Hei  Chuhan!’’ Ujar Yoona (Chuhan ‘’Jelek’’)
Oke, hanya orang buta yang mengatakan kalau Yesung itu jelek. Semua orang juga tahu bahwa dia adalah salah satu pemuda paling tampan dan paling pintar di sekolah ini. Dan Sooyoung mau tidak mau harus berlari menuju ke arah Yoona sebelum dia bertindak lebih jauh lagi dari ini.
Sementara Yesung yang merasa ada seseorang yang menepuk pundaknya pun menoleh.
‘’Aku tidak terima kau mengalahkan timnya Donghae oppa!’’ Cecar Yoona yang sanggup membuat Siwon, Euhnyuk, dan kyuhyun teman pemuda  itu tertawa terbahak-bahak
‘’Dia memang pecundang, jangan salahkan aku kalau dia kalah dalam pertandingan ini’’ Sahut Yesung dengan nada yang sangat datar. Lalu berbalik dan meninggalkan Yoona begitu saja.
Tapi tentu saja gadis itu tidak terima dengan perkataan pemuda yang mengatakan kalau Donghae adalah seorang pecundang. Dia pun segera berdiri di hadapan Yesung, meletakan tangannya di pinggang seolah menantang pemuda itu dan berkata …
‘’Enak saja kau mengatakan Donghae oppa pecundang! Dia itu jauh lebih baik darimu tahu!’’ Seru Yoona tak terima.
Yesung yang mendengar perkataan gadis itu hanya terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya berucap …
‘’Minggir kau gimyohan!’’ (Gimyohan ‘’aneh’’)
‘’Apa kau bilang?’’
Sooyoung yang melihat tingkah konyol temannya itu hanya bisa menghela napas. Sementara Yesung tetap melanjutkan berjalan tanpa mempedulikan gadis itu sama sekali.
Bel pulang sekolah berbunyi  seluruh siswa pun segera berlari berhamburan ke luar kelas tetapi tidak untuk Yoona ,siang ini ia mendapat jadwal piket bersama Jongjin dan dua temannya yang lain, sementara Sooyoung memutuskan untuk pulang lebih awal karena ia harus menghadiri acara keluarga di daerah busan.
Tetes demi tetes air hujan pun turun membasahi  bumi tepat saat Yoona hampir melewati gerbang keluar kompleks sekolah. Sepertinya dia memang sedang sial hari ini. Ditatapnya awan hitam yang bergumul di langit. Sepertinya hujan tidak akan berhenti hingga sore hari nanti , Yoona juga sama sekali tidak membawa payung dan kalau dia pulang terlalu sore pasti kedua orang tuanya akan sangat mengkawatirkan dia. Satu-satunya pilihan adalah menerobos hujan itu.
‘’Yoona, gidalyeo !’’ (Gidalyeo ‘’tunggu’’)
Baru saja Yoona hendak melangkahkan kaki  sebuah suara menghentikannya begitu saja. Di belakangnya tampak sesosok laki-laki yang terlihat sedang melambaikan tangannya dan menyuruh Yoona untuk mendekat ke arahnya.
‘’Kenapa kau belum pulang?’’ Tanya Yoona yang sekarang sudah berada tepat di depan laki-laki itu.
‘’Oh aku sedang menunggu kakak laki-lakiku  , dia sedang mengikuti pelajaran tambahan untuk olimpiade matematika’’
Yoona mengangguk tanda mengerti .
‘’Oh ya bagaimana kalau kau pulang bersama denganku saja?’Kan sekarang hujan, kakakku juga membawa mobil’’  
‘’Aku…aku tidak merepotkan,kan?’’ Tanya Yoona berharap kalau ia memang benar-benar  tidak merepotkan.
‘’Tentu saja tidak!’’
‘’Baiklah, kalau begitu terima kasih’’
Beberapa menit selanjutnya dihabiskan oleh Yoona dan Jongjin untuk bercakap-cakap sambil menunggu kedatangan kakak Jongjin. Hingga sosok yang mereka tunggu itu pun muncul’’
‘’Yesung hyung!’’
Yoona hampir saja hendak menampilkan sebuah senyuman ramah saat Jongjin melambaikan tangan pada sosok pemuda yang berjalan mendekat ke arah mereka yang tak lain dan tak bukan adalah kakak laki-laki Jongjin . Tapi ketika Yoona melihat pemuda itu, senyumnya pun tidak jadi ia tampakkan. Dan ternyata pemuda yang terus berjalan menuju ke arah mereka itu adalah pemuda  yang paling tidak ingin Yoona temui seumur hidupnya.
‘’Ye…yesung oppa’’ Ujar Yoona terbata-bata.
‘’Hyung karena sekarang hujan aku boleh kan mengajak teman perempuanku pulang bersama kita?’’
Tanpa Yoona sadari ia langsung menahan napas saat Yesung oppa telah berdiri dihadapannya. Apalagi setelah Jongjin meminta izin kepada kakaknya itu agar Yoona temannya itu di ijinkan untuk menumpang di mobil kakaknya, pemuda itu pun terus mengamatinya. Yoona kini hanya bisa menampilkan sebuah senyuman yang sangat dipaksakan dan berdoa. Dia pun sudah mempersiapkan diri jika Yesung mengajaknya berdebat atau mungkin menolaknya untuk pulang bersama.
‘’Baiklah, iliwa’’ (Iliwa ‘’ayo’’)
Hanya itu yang diucapkan Yesung sebelum ia melangkahkan kaki terlebih dahulu meninggalkan Yoona dan dongsaengnya Jongjin yang masih berdiri di belakangnya .
‘’Iliwa!’’ Ujar Jongjin lalu menarik tangan Yoona
Sepertinya perkataan singkat Yesung tadi bukanlah sebuah kata-kata penolakan, Yoona pun bertanya-tanya apakah Yesung mengingat kejadian saat pertemuan mereka di lapangan basket tadi? Tapi itu bukanlah hal penting bagi Yoona sekarang, hal yang terpenting sekarang adalah Yoona harus segera pulang dan inilah satu-satunya jalan yang tersedia baginya. 

To Be Continued ...

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking