GIRLFRIEND Chapter 1
Matahari bersinar sangat cerah pagi
ini, membuat pagi yang biasanya sejuk terasa begitu panas. Hampir setiap orang
yang kini berdiri di lapangan olahraga untuk memulai pelajaran olahraga
mengeluh. Bahkan sebelum mereka sempat melakukan pemanasan, baju olahraga yang
mereka kenakan telah basah oleh keringat. Benar-benar hal yang tidak
menyenangkan.
‘’Panas sekali hari ini ya Sooyoung’’ Ujar salah
seorang perempuan berambut panjang dengan pita di atasnya.
‘’Dangsingwa hamkke dong-ui’’ (aku setuju denganmu)
Di salah satu jendela kelas, tampak sepasang mata sedang
memerhatikan apa yang terjadi di lapangan olahraga tersebut, ia sama sekali
tidak mempedulikan pelajaran matematika yang sedang diberikan oleh seonsaengnim.
Sosok itu terus menatap seorang gadis yang berusia 1 tahun dibawahnya. Gadis
itu sedang melakukan pemanasan. Sama seperti temannya yang lain, pakaiannya
telah basah kuyub oleh keringat.
Sosok itu tiba-tiba tersenyum tipis...sangat tipis
bahkan tidak ada seorang pun yang menyadari kalau ia sedang tersenyum, ya itu
semua terjadi pasti karena gadis yang saat ini sedang dia amati tidak bisa
menangkap bola yang dilemparkan temannya itu. Gadis itu pun terlihat sangat
lucu ketika sedang menekuk wajahnya. Dan tawanya saat bersenda gurau bersama
teman-temanya benar-benar mampu menarik seluruh perhatian sosok tersebut.
‘’Sedang melihat apa hyung?’’
Pertanyaan itu sukses membuyarkan pikiran sosok
bernama asli Kim Jong Woon tersebut. Dengan ekspresinya yang datar, ditatapnya
Kyuhyun. Mereka terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya Yesung menjawab
pertanyaan dongsaengnya itu.
‘’Anniya’’ Jawab Yesung, yang tiba-tiba saja langsung mengalihkan
perhatiannya pada soal-soal matematika yang ada di papan tulis.
Pemuda berambut pirang yang merasa diabaikan itu hanya
menghela napas. Lalu kembali memusatkan perhatiannya pada soal-soal matematika
yang baru saja diajukan oleh seonsaengnim mereka.
Bel istirahat
berdentang...
Sooyoung paling tidak suka saat
masa-masa tenangnya diganggu. Sama seperti saat ini, di saat dia ingin membaca
novel yang baru saja dipinjamnya dari perpustakaan dan berharap bisa membacanya
saat istirahat. Yoona malah menggangunya dengan merengek untuk minta ditemani
melihat pertandingan basket di lapangan olahraga.
‘’Hari ini donghae oppa akan
bertanding basket dengan siswa kelas XI. Aku mau lihat. Ayolah temani aku
Sooyoung’’ Rengek Yoona entah untuk yang ke berapa kalinya.
Sooyoung akhirnya melayangkan novel
setebal 200 halaman itu ke kepala Yoona hingga membuat gadis itu meringis
kesakitan, namun sooyoung tetap saja akan menuruti kemauan Yoona dan berjalan
dengan setengah hati menuju salah satu kursi di pinggir lapangan.
Di lapangan itu terlihat siswa kelas
XI dan kelas XII sedang melakukan pemanasan. Pertandingan pun akhirnya dimulai.
Pertandingan itu berjalan sangat membosankan bagi Sooyoung yang memang tidak
mengerti tentang basket. Dia hanya sesekali melirik ke arah lapangan saat Yoona
menarik-narik tangannya setiap donghae berhasil memasukan bola ke dalam ring. Perhatiannya
lebih terfokus pada novel yang sengaja ia bawa. Membaca sebuah novel tentang
kisah-kisah romantic itulah yang jauh lebih menarik dari pada pertandingan
basket amatir seperti ini. Dan mau tidak
mau Sooyoung harus mengalihkan pandangannya kembali pada Yoona yang saat ini
sedang sibuk menggerutu. Yoona terlihat menekuk wajahnya sedikit, ekspresi
antara marah, kesal dan tidak suka terpampang jelas di wajah gadis itu. Sooyoung berusaha mencari-cari siapa yang
membuat Yoona menggerutu seperti tadi.
Setelah satu menit menyelidiki ia
berhasil menemukan gambaran sesosok laki-laki yang terlihat sedang merebut bola
dari tangan Donghae oppa dan dengan sukses melemparkannya ke dalam ring.
‘’Kau kesal dengan laki-laki itu ya?’’
Yoona sontak terkejut mendengar
perkataan Sooyoung barusan.
‘’Apa?’’
‘’Kau tadi menggerutu karena dia
berhasil merebut bola dari tangan Donghae oppa,kan?’’
‘’Ne’’
‘’Laki-laki itu namanya Yesung’’
Jawab Sooyoung datar lalu kembali mengalihkan pandangannya pada novel yang
sempat ia hiraukan itu.
‘’Bagaimana kau tahu?’’
‘’Dia itu ketua Osis baru. Semua
orang mengenalnya, kecuali kau.’’ Ujar Sooyoung lalu menjitak pelan dahi Yoona.
‘’Aduhh sakit!’’
-->
Meski
Sooyoung tidak melihat wajah Yoona tapi dia yakin sahabatnya itu pasti sedang
menekuk wajahnya. Dia selalu begitu saat Sooyoung menyebutnya bodoh, memukul
dahinya atau lain sebagainya. Tetapi hanya dalam sekejap saja Yoona pasti akan
kembali ceria seperti semula. Pertandingan basket tidak berjalan terlalu lama.
Mengingat jam istirahat memang hanya sekitar dua puluh menit. Dan kemenangan
pun jatuh di tangan tim kelas dua berkat Yesung
yang sangat lihai dalam bermain basket, 2 kali ia melakukan shooting dan
hasilnya ia memperoleh three point sebanyak dua kali.
‘’Aku akan
memberi pelajaran pada si Yesung itu! Dia benar-benar menyebalkan!’’
Sooyoung
belum sempat melakukan apapun saat Yoona telah berjalan ke sisi lain lapangan.
Gadis itu memang terlalu bodoh dan tidak pernah memikirkan tindakannya. Bahkan
Donghae yang kalah saja tetap tersenyum senang tapi Yoona yang hanya menjadi
penonton dalam pertandingan itu malah jauh lebih marah. Yoona terlihat sedang
mendatangi pemuda bernama asli Kim Jong Woon itu dan menyalahkan pemuda itu
karena telah mengalahkan Tim Donghae. Dia memang gadis yang benar-benar konyol.
‘’Hei Chuhan!’’ Ujar Yoona (Chuhan ‘’Jelek’’)
Oke, hanya
orang buta yang mengatakan kalau Yesung itu jelek. Semua orang juga tahu bahwa
dia adalah salah satu pemuda paling tampan dan paling pintar di sekolah ini.
Dan Sooyoung mau tidak mau harus berlari menuju ke arah Yoona sebelum dia
bertindak lebih jauh lagi dari ini.
Sementara
Yesung yang merasa ada seseorang yang menepuk pundaknya pun menoleh.
‘’Aku tidak
terima kau mengalahkan timnya Donghae oppa!’’ Cecar Yoona yang sanggup membuat
Siwon, Euhnyuk, dan kyuhyun teman pemuda itu tertawa terbahak-bahak
‘’Dia memang
pecundang, jangan salahkan aku kalau dia kalah dalam pertandingan ini’’ Sahut
Yesung dengan nada yang sangat datar. Lalu berbalik dan meninggalkan Yoona
begitu saja.
Tapi tentu
saja gadis itu tidak terima dengan perkataan pemuda yang mengatakan kalau
Donghae adalah seorang pecundang. Dia pun segera berdiri di hadapan Yesung,
meletakan tangannya di pinggang seolah menantang pemuda itu dan berkata …
‘’Enak saja
kau mengatakan Donghae oppa pecundang! Dia itu jauh lebih baik darimu tahu!’’
Seru Yoona tak terima.
Yesung yang
mendengar perkataan gadis itu hanya terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya
berucap …
‘’Minggir kau
gimyohan!’’ (Gimyohan ‘’aneh’’)
‘’Apa kau
bilang?’’
Sooyoung yang
melihat tingkah konyol temannya itu hanya bisa menghela napas. Sementara Yesung
tetap melanjutkan berjalan tanpa mempedulikan gadis itu sama sekali.
Bel pulang
sekolah berbunyi seluruh siswa pun
segera berlari berhamburan ke luar kelas tetapi tidak untuk Yoona ,siang ini ia
mendapat jadwal piket bersama Jongjin dan dua temannya yang lain, sementara
Sooyoung memutuskan untuk pulang lebih awal karena ia harus menghadiri acara
keluarga di daerah busan.
Tetes demi
tetes air hujan pun turun membasahi bumi
tepat saat Yoona hampir melewati gerbang keluar kompleks sekolah. Sepertinya
dia memang sedang sial hari ini. Ditatapnya awan hitam yang bergumul di langit.
Sepertinya hujan tidak akan berhenti hingga sore hari nanti , Yoona juga sama
sekali tidak membawa payung dan kalau dia pulang terlalu sore pasti kedua orang
tuanya akan sangat mengkawatirkan dia. Satu-satunya pilihan adalah menerobos
hujan itu.
‘’Yoona,
gidalyeo !’’ (Gidalyeo ‘’tunggu’’)
Baru saja
Yoona hendak melangkahkan kaki sebuah
suara menghentikannya begitu saja. Di belakangnya tampak sesosok laki-laki yang
terlihat sedang melambaikan tangannya dan menyuruh Yoona untuk mendekat ke
arahnya.
‘’Kenapa kau
belum pulang?’’ Tanya Yoona yang sekarang sudah berada tepat di depan laki-laki
itu.
‘’Oh aku sedang
menunggu kakak laki-lakiku , dia sedang
mengikuti pelajaran tambahan untuk olimpiade matematika’’
Yoona
mengangguk tanda mengerti .
‘’Oh ya
bagaimana kalau kau pulang bersama denganku saja?’Kan sekarang hujan, kakakku
juga membawa mobil’’
‘’Aku…aku
tidak merepotkan,kan?’’ Tanya Yoona berharap kalau ia memang benar-benar tidak merepotkan.
‘’Tentu saja
tidak!’’
‘’Baiklah,
kalau begitu terima kasih’’
Beberapa
menit selanjutnya dihabiskan oleh Yoona dan Jongjin untuk bercakap-cakap sambil
menunggu kedatangan kakak Jongjin. Hingga sosok yang mereka tunggu itu pun
muncul’’
‘’Yesung
hyung!’’
Yoona hampir
saja hendak menampilkan sebuah senyuman ramah saat Jongjin melambaikan tangan
pada sosok pemuda yang berjalan mendekat ke arah mereka yang tak lain dan tak
bukan adalah kakak laki-laki Jongjin . Tapi ketika Yoona melihat pemuda itu, senyumnya
pun tidak jadi ia tampakkan. Dan ternyata pemuda yang terus berjalan menuju ke
arah mereka itu adalah pemuda yang
paling tidak ingin Yoona temui seumur hidupnya.
‘’Ye…yesung
oppa’’ Ujar Yoona terbata-bata.
‘’Hyung
karena sekarang hujan aku boleh kan mengajak teman perempuanku pulang bersama
kita?’’
Tanpa Yoona
sadari ia langsung menahan napas saat Yesung oppa telah berdiri dihadapannya.
Apalagi setelah Jongjin meminta izin kepada kakaknya itu agar Yoona temannya
itu di ijinkan untuk menumpang di mobil kakaknya, pemuda itu pun terus
mengamatinya. Yoona kini hanya bisa menampilkan sebuah senyuman yang sangat
dipaksakan dan berdoa. Dia pun sudah mempersiapkan diri jika Yesung mengajaknya
berdebat atau mungkin menolaknya untuk pulang bersama.
‘’Baiklah,
iliwa’’ (Iliwa ‘’ayo’’)
Hanya itu
yang diucapkan Yesung sebelum ia melangkahkan kaki terlebih dahulu meninggalkan
Yoona dan dongsaengnya Jongjin yang masih berdiri di belakangnya .
‘’Iliwa!’’
Ujar Jongjin lalu menarik tangan Yoona
Sepertinya
perkataan singkat Yesung tadi bukanlah sebuah kata-kata penolakan, Yoona pun
bertanya-tanya apakah Yesung mengingat kejadian saat pertemuan mereka di
lapangan basket tadi? Tapi itu bukanlah hal penting bagi Yoona sekarang, hal
yang terpenting sekarang adalah Yoona harus segera pulang dan inilah satu-satunya
jalan yang tersedia baginya.