One Spring Day
Chapter 6
‘’Hye Ri kuantar kau pulang ya’’
‘’Tidak usah oppa ^^’’
‘’Sudahlah kau jangan membantahku’’
Tiba-tiba saja JinWoon menarik tangan Hye Ri bermaksud untuk mengajaknya
masuk kedalam mobil. Seketika meronalah kedua pipi Hye Ri. Keadaan di dalam
mobil itu sangatlah hening tak ada seorang diantara mereka berdua yang
tampaknya ingin berbicara.
‘’Uhuukk..uhuuuk…’’
‘’Hye Ri kau baik-baik saja?’’ Tanya JinWoon cemas
‘’Aku..baik-baik saja, oppa tak perlu mengkhawatirkan aku’’ Ujar Hye Ri
ramah.
JinWoon mencoba memalingkan sedikit pandangannya pada Hye Ri.
‘’Hye Ri hidungmu mengeluarkan darah lagi’’
‘’Benarkah?’’ Ucap Hye Ri sambil memegang hidungnya mencoba untuk
memastikannya
‘’Tolong ceritakan padaku yang sebenarnya’’
‘’Tentang apa?’’
‘’Kondisimu’’
‘’Untuk apa aku harus memberi tahu kondisiku, itu kan tidak ada
hubungannya dengan oppa, kau itu bukankah orang yang selalu dingin, dan cuek
padaku lalu kenapa sekarang oppa tiba-tiba saja perhatian seperti ini’’
‘’Aku peduli padamu Hye Ri, aku …’’
Belum sempat JinWoon berkata-kata tiba-tiba saja Hye Ri merasa dirinya
sangat pusing.
‘’Hye Ri..’’
‘’Uhuuk..uhuuk’’
Karena cemas dengan kondisi Hye Ri JinWoon pun menghentikan mobilnya di
tepi jalan. Di depan matanya terlihat Hye Ri yang terus menerus kehilangan
kesadaran, dilihatnya darah yang terus mengalir dari kedua lubang hidungnya.
‘’Hye Ri ku bawa kau ke rumah sakit ya’’
‘’Tidak usah’’ Ujar Hye Ri pelan …sangat pelan
‘’Bicara apa kau ini’’
‘’Sebaiknya aku berjalan kaki saja dari sini ke rumah, terima kasih atas
tumpangannya oppa’’
JinWoon berusaha untuk menghalanginya tapi tampaknya gagal. Belum sampai
3 langkah Hye Ri berjalan ia jatuh pingsan.
‘’ Hye Ri..’’Ujar JinWoon sambil menepuk-nepuk pipi Hye Ri.
‘’Suhu badannya tinggi sekali, apa sebaiknya aku membawa dia ke rumah
sakit seoul?’’
Karena tak ingin membuat Hye Ri nantinya menjauhi dia JinWoon akhirnya
memutuskan untuk merawat Hye Ri di rumahnya. JinWoon bergegas membawa Hye Ri
masuk kembali ke dalam mobil. Dan dengan kecepatan 100KM/JAM JinWoon melaju
kencang diantara keramaian kendaraan. Sesampainya di rumah Hye Ri, JinWoon
bergegas membawanya ke kamar dan mengompres Hye Ri agar suhu badannya kembali
normal, kemudian membersihkan darah yang mengalir di hidung Hye Ri. Di saat Hye
Ri tertidur pulas seperti ini rupanya JinWoon memanfaatkan kesempatan itu untuk
menggenggam ert tangan Hye Ri dan berkata …
‘’Sebenarnya apa yang terjadi padamu Hye Ri, apakah kau tahu aku
benar-benar sangat mencemaskanmu, aku… entah kenapa aku…. aku menyukaimu’’
‘’Bangunlah Hye Ri kumohon’’
‘’Bangunlah demi diriku, tersenyumlah demi diriku, karena hanya dengan
melihat senyummu duniaku seperti tampak lebih berwarna’’ Ujar JinWoon sambil
membelai dengan lembut rambut Hye Ri.
Karena sudah 30 Menit Hye Ri belum juga sadar JinWoon memutuskan untuk
menyiapkan makan malam untuk Hye Ri. Dikeluarkan seluruh kemampuannya dalam
memasak. Dan hanya dalam waktu 1 jam saja sudah berjejer piring-piring dengan
makanan enak diatasnya. JinWoon pun mengambil bubur ayam, segelas air,roti isi,
dan kimchi yang ada di meja makan untuk ia bawa ke kamar Hye Ri. Tak lama
setelah JinWoon meletakkan makanan-makanan tersebut diatas meja yang ada di
dalam kamar Hye Ri, Hye Ri pun sadar.
‘’Aku dimana?’’
‘’Kau ada dikamarmu’’
‘’Oppa kenapa kau bisa ada disini’’
‘’ Tentu saja aku merawatmu, sekarang kau harus makan ini sudah
kusiapkan makanannya’’
‘’Maaf karena aku telah merepotkan oppa’’
‘’Sudahlah cepat buka mulutmu’’
Sendok demi sendok berhasil masuk ke dalam mulut Hye Ri.
‘’Dimulutmu ada bubur yang menempel’’
‘’Apa?’’
Tiba-tiba saja JinWoon mengambil sapu tangannya dari dalam saku celana
dan menghapus noda bubur yang menempel di mulut Hye Ri. Hye Ri pun merasakan
jantungnya saat ini sedang berdetak cepat. Sekita 2 Menit mereka saling
bertatapan sampai akhirnya mereka melepaskan pandangan mereka satu sama lain.
‘’Te…terima kasih oppa, oh ya apa ada yang ingin oppa inginkan? aku akan
dengan senang hati akan melakukannya untuk oppa’’ Ujar Hye Ri malu
‘’Benarkah itu?’’
‘’Ne, kalau oppa ingin makan di restaurant tenang saja aku pasti akan
mentraktir oppa bagaimana?’’
‘’Kalau begitu jadilah pacarku Hye Ri’’
‘’Apa?’’ Tanya Hye Ri mencoba untuk memastikan pendengarannya itu
‘’Jadilah pacarku’’
‘’Oppa pasti bercanda,kan?’’
‘’aku…aku serius dengan semua itu apa kau mau menerimaku?’’
‘’Oppa kumohon jangan mempermainkan perasaanku seperti ini, aku tahu
kata-kata itu sebenarnya tidak keluar dari dalam lubuk hati oppa yang
sebenarnya kan?Kata-kata itu pasti hanya untuk membohongi diriku, kan?’’
Tes demi tetes air mata jatuh membasahi kedua pipi Hye Ri. JinWoon
benar-benar tidak tahan lagi JinWoon sebenarnya ingin mengutarakan apa yang
sebenarnya ingin ia utarakan dari sejak lama. JinWoon tiba-tiba saja menarik
tangan Hye Ri lalu memeluknya dengan erat. Ia pun membisikan sebuah kalimat
tepat di telinga Hye Ri.
‘’Aku tidak berbohong padamu, apa yang aku katakan tadi adalah benar,
aku mencintaimu Park Hye Ri jadilah pacarku’’
‘’Oppa..aku..aku juga sebenarnya menyukaimu’’
‘’Jadi bagaimana apa kau menerimanya?’’ Tanya JinWoon sambil melepaskan
pelukannya itu, lalu menatap Hye Ri cemas.
‘’Ne’’ Ujar Hye Ri malu
‘’Terima kasih Hye Ri, sekarang coba kau tutup matamu ada yang ingin
kuberikan’’
‘’Baiklah’’ Hye Ri pun menutup kedua matanya. Tiba-tiba saja JinWoon
mendaratkan ciumannya pada salah satu pipi Hye Ri Seketika meronalah kedua
pipinya itu.
To Be
Continued
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking